Jatuh bangun, itulah yang menjadi
irama dalam setiap langkah di hidupku sekarang. Tangis dan tawa silih berganti
menghiasi rona wajahku. Keringat kerja keras tak pernah hilang dari keningku.
Inilah jalan yang aku tempuh, jalan menuju cita-citaku menjadi seorang tenaga pendidik, jalan menuju gelar
Sarjanaku.
Mungkin bagi sebagian orang,
kuliah adalah hal yang mudah. Ya tentu bagi kalangan yang berduit. Walaupun aku
bukan salah satu bagian dari mereka, tapi aku bersyukur. Dengan seperti ini aku
lebih bisa menghargai akan arti sebuah PERJUANGAN.
Awal perjuanganku menuntut ilmu
di bangku kuliah adalah saat aku kelas 3 SMK. Disaat mulai hangat pembicaraan
tentang Beasiswa Bidik Misi dari Pemerintah Indonesia, aku dan teman-teman satu
angkatan sekolah yang memang masih haus akan arti PENDIDIKAN DALAM KEHIDUPAN
pun tak ingin melewatkan hal ini. Kami bersama-sama mempersiapkan segala
sesuatu yang dibutuhkan untuk menempuh jenjang pendidikan yang lebih tinggi
melalui beasiswa. Karena kami adalah SMK, kami jarang menerima penyuluhan
tentang Perkuliahan. Aku nol besar tentang itu semua.
Semua yang diperlukan sudah aku
persiapkan. Mulai dari fotocopy Rapot yang dilegalisasi pihak sekolah, piagam
lomba, daftar peringkat di sekolah dari Kepsek semua sudah siap dan telah aku
kirimkan. Aku benar-benar berharap bisa masuk Universitas Negeri dan
mendapatkan beasiswa itu agar aku tidak menambah beban orang tuaku. Hari-hari
penantianpun dimulai.
Siang itu di sekolah, aku dengar
ramai-ramai temanku bilang tentang adanya jalur undangan untuk kuliah di
Universitas Negeri. Katanya tidak perlu tes, asal nilai-nilainya memenuhi
syarat. Tapi aku merasa kecewa, ketika mereka mengatakan hal itu ternyata
pendaftran jalur undangan sudah di tutup. Aku mulai pesimis. Krisis ekonomi
yang semakin membelit keluargaku saat itu membuatku mulai melupakan cita-citaku
untuk menuntut ilmu ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
Akhirnya aku memutuskan untuk
mencari kerja dulu. Berbagai pekerjaan aku coba yang penting bisa membantu
orang tuaku dan bisa aku tabung untuk kuliahku. Sayangnya dipertengahan ketika
tabunganku sudah mulai mencukupi, ada masalah yang menimpa keluargaku. Aku
gunakan uang tabunganku untuk mengatasi masalah tersebut. Setelah kejadian itu,
aku memulai lagi langkahku dari awal, aku percaya pasti ada jalan di setiap
masalah. Sayangnya belum cukup tabungan yang aku miliki, aku dikeluarkan dari
pekerjaanku karena suatu perbedaan pendapat dengan atasanku.
Beberapa hari aku menganggur, aku
mulai mencari informasi kerja. Aku membuat sekitar 5 buah surat lamaran lengkap
dan sudah aku kirimkan ke perusahaan terkait. Tapi lama aku menunggu tak ada
jawaban. Lalu di sebuah surat kabar aku melihat ada sebuah lowongan pekerjaan. Seusai wawancara, aku dinyatakan sudah diterima kerja disana namun
satu aturan yang harus dipatuhi “KALAU BISA TIDAK SAMBIL KULIAH”. Satu
kalimat yang terbesit dalam benakku “Ya Tuhan, apa mungkin cita-citaku akan
terhenti sampai disini saja?”. Setelah melalui pertimbangan, akhirnya aku
putuskan untuk mencari pekerjaan lain demi satu tujuan yakni GELAR SARJANAKU.
Entah kenapa tiba-tiba aku ingin
sekali mencari informasi kuliah. Maklum itu juga bersamaan dengan waktu
Penerimaan Mahasiswa Didik Baru. Dan akhirnya tujuanku jatuh kepada salah satu
Sekolah Tinggi swasta yang biaya nya cukup ringan bagiku. Setelah mendapkan
informasi itu, aku lebih berusaha keras lagi untuk mencari kerja demi bisa
masuk ke Sekolah tinggi itu. Sampai akhirnya aku diterima kerja di sebuah CV.
Ya walaupun gajinya kecil sekali, bahkan jauh dibawah UMR, asalkan cukup untuk
membayar biaya kuliahku, aku sudah bersyukur. Itulah kisah perjuanganku. Perjuangan untuk mengejar GELAR SARJANAKU demi bisa mengajarkan kepada orang lain akan arti pentingnya sebuah PENDIDIKAN. Walaupun masih banyak lagi kerikil-kerikil kehidupan di tengah-tengah perjalananku untuk menimba ilmu dalam meraih cita-citaku menjadi seorang Tenaga pendidik, tapi aku yakin dengan doa dan usaha semua itu pasti bisa diatasi. Ayo semangat para generasi muda. Biaya bukanlah hambatan untuk menuntut ilmu. Asalkan ada keinginan kuat dari dalam diri kita, PASTI kita bisa menggapainya.
Ada 5 Alasan Kuat Kenapa Aku Ingin Meraih Gelar Sarjana
- Menjadi Pendidik
Inilah sebenernya yang menjadikan aku benar-benar berjuang meraih gelar Sarjana. Semua perjuangan yang aku lakukan demi 1 tujuan ini yakni menjadi pendidik. Ya, tepat sekali aku berusaha meraih title ini untuk menggapai cita-citaku sebagai guru. - Sebagai Bentuk Pengabdianku
Tahukah Anda kenapa aku sebut ini sebagai bentuk pengabdian? Tentunya karena aku ingin mengabdikan diri ku kepada negeri tercinta ini. Negeri di mana aku di lahirkan. Negeri tempat aku dibesarkan. Aku ingin menjadi salah satu anak negeri yang bisa berguna bagi negara ini. - Menjunjung Derajat Orang Tuaku
Orang tuaku telah memberikan segalanya mulai dari aku kecil hingga sekaran. Walaupun mereka hanya lulusan SMP dan SMA, mereka berharap besar kepadaku. Akupun berharap demikian. Semoga semua usaha dan kerja keras mereka tak sia-sia. Aku tak ingin menyerah. Aku akan terus berjuang menggapai cita-citaku untuk diriku dan untuk orang tuaku. Aku ingin melihat mereka bangga memiliki aku sebagai anak mereka. - Menolong Orang Lain untuk Belajar
Tahu gak maksudku? Dulu aku sering berfikir betapa mulianya menjadi seorang guru. Mereka memberikan ilmu yang mereka miliki, mereka mendidik dan membimbing anak-anak yang sebenarnya bukan anak kandung mereka. Inilah alasanku yang membuatku terus terdorong untuk mencapai gelar Sarjanaku. - Sebagai rasa terima kasihku untuk mereka yang mendukungku
Banyak sekali orang-orang yang meragukanku untuk masuk ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Aku tahu bahwa keluargaku memang bukan keluarga yang kaya raya. Tapi disisi lain, banyak juga orang-orang yang mendukungku dan memberiku semangat untuk terus maju. Aku tidak akan membiarkan mereka yang telah mendukungku kecawa. Aku juga ingin membuat mereka melihat ketika toga terpasang di badanku dan guru menjadi pekerjaanku.
PERJUANGANKU MENDAPATKAN GELAR SARJANA : bagus . di lampiri perjuangan tak ada henti dan arti dari hidup untuk mendapatkan gelar . gelar tidak yakin yang meyakinkan adalah niat dari hati u jadi sarjana yang kopeten
BalasHapusterima kasih mas ronny... semoga terlakaana untuk menjadi tenaga pendidik yang kompeten
BalasHapusSemangat Kawan.. Semoga di beri kemudahan dari Allah.... amien.
BalasHapusaamiin... :)
HapusHidup adalah perjuangan,pendidikan adalah matauang yang berlaku di negara manapun,jngn menyerah tuk meraih cita2 qm.. sukses ya,tetp semangat..
BalasHapusAamiin. saya percaya asal ada kemaun di situ pasti ada jalan. :)
BalasHapusCita cita kita sama sobat ingin menjadi pendidik dan Alhamdulillah saya sekrang sudang mengajar di salah satu sekolah SMA meskipun saya masih mempertaruhkan gelar sarja untuk meraihnya, insyaallah tahun depan sobat...
BalasHapuswah berati sudah banyak makan garam ya?^^ aamiin
Hapusperjuangan menuntut ilmu memang bukan hal yang mudah...
BalasHapusbutuh perjuangan yang ekstra keras, serta pengorbanan yang tidak sedikit..
bener banget... kuncinya doa dan usaha
HapusYeah its true that it can be kinda frustrating to think about just what degree you will pursue later in the future.That is really hard working involved like what you said.
BalasHapusthanks...^^
HapusSebagai persiapan Mati Mana Non ??
BalasHapuspersiapan mati kan sudah saya bahas di "Diskusi Online" kemarin hehehehe
Hapus